Jumat, 21 Oktober 2011

Wasiat Generasi Terbaik Solusi Dari Permasalahan Sodomi (Gay, Homoseks, Liwath), Lesbi dan Sejenisnya

Tanya Jawab Seputar Masalah Gay(Liwath)

Pertanyaan

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Ustadz, saya seorang pemuda berusia 26 tahun. Saya tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang cukup agamis. Secara fisik, saya juga terlihat normal, tak kurang suatu apapun. Sudah beberapa tahun ini saya rajin mengikuti kajian-kajian Islam, sehingga, alhamdulillah, kesadaran Islam saya meningkat. Namun, justru di sini saya menemukan masalah besar dalam diri saya. Mau tidak mau, saya harus mengakui bahwa saya ini seorang “gay”. Maksud saya, saya bukan pelaku homo. Tapi semenjak remaja saya menyadari kalau saya nyaris atau mungkin malah tidak memiliki hasrat sama sekali terhadap kaum wanita atau lawan jenis. Sebaliknya, saya justru tertarik bila melihat seorang pria yang bertubuh atletis, atau –maaf—terlihat sebagian auratnya. Saya sudah lama berusaha memerangi perasaan saya itu, bahkan jauh sebelum saya mengenal dunia mengaji (kajian Islam –ed). Tapi sayang, saya selalu gagal. Saya tetap tumbuh sebagai pria yang abnormal.


Ustadz, saya ingin sekali menikah, untuk menyempurnakan separuh agama saya. Tapi, saya sangat khawatir: Pertama, saya khawatir tak akan bisa menunaikan kewajiban saya sebagai suami, dan itu akan berakibat pada penderitaan istri saya nanti.
Kedua, saya khawatir justru semakin banyak berbuat dosa, bila saya menikah. Padahal, setelah mendengar anjuran syariat untuk menikah, apalagi kehidupan ekonomi saya terbilang sudah mapan, rasanya tak mungkin saya menunda-nunda menikah lagi. Tolong carikan solusi buat saya, Ustadz.
Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

“Abdullah” di bumi Allah

Jawaban

Wa’alaikumussalam Warahmatulahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, ‘alaa kulli haal

Ya, saya pernah mendapatkan pertanyaan serupa, dari beberapa orang, di waktu yang berbeda-beda. Justru semua itu menyadarkan saya, bahwa fenomena mereka yang mengidap penyakit kaum gay ini, bukanlah persoalan kecil. Ini termasuk dilema dakwah yang layak dicermati secara khusus.

Akhi, yang saya muliakan. Manusia diciptakan sama, dari tanah. Dari tetesan mani yang hina. Hanya dengan ketakwaan, manusia menjadi mulia. Manusia juga dilahirkan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ibarat logam, seperti emas, perak dan yang lainnya.

Manusia itu ibarat logam mulia. Yang terbaik di masa jahiliyyah, akan menjadi yang terbaik di masa Islam[i].”

Dengan masing-masing kelebihannya, manusia diberi kemampuan berbuat baik, dan dengan masing-masing kekurangannya, manusia diberi cobaan untuk berperang melawan hawa nafsu dan kecenderungan buruknya.

Ya, masing-masing kita punya kekurangan, dan untuk mengatasi kekurangan itu agar bertahan dalam kebenaran, kita harus memaksa diri.

Orang yang dilahirkan dengan kecenderungan seks berbeda, juga termasuk yang memiliki kekurangan. Orang itu lahir dalam kondisi sakit.

Namun, tentu saja diperlukan kerja keras untuk mengatasi penyakit tersebut. Maka, sebelumnya kita harus kembali meyakinkan diri atas apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya.[ii]”

Kemudian, sebenarnya sangat dibutuhkan kerjasama dalam upaya mengatasinya. Dari diri sendiri tentunya, orang tua, lingkungan, dan sekolah. Artinya, bila kecenderungan itu tampak dalam keseharian.

Contoh, kecenderungan suka bermain dengan lawan jenis saja, sikap minder bila bergaul dengan sesama jenis, apalagi kecenderungan berpakaian yang justru cenderung feminim, maka harus segera diantisipasi semenja dini.

Orangtua adalah yang paling wajib mengantisipasi hal itu. Banyak orangtua yang justru bangga melihat anak perempuannya terlihat tomboy, atau anak laki-lakinya terlihat feminim. Mereka bahkan mendukung dengan memberikan pakaian, mainan, dan teman bergaul yang sesuai dengan kecenderungan anaknya tersebut. Ini sangat berbahaya!

Guru, dan teman-taman juga bisa menjadi penyebab apakah kecenderungan itu akan menurun, atau bahkan bertambah.

Akan tetapi yang terpenting adalah diri sendiri. Saat seseorang menyadari kecenderungannya yang tidak normal, apalagi ia sudah mengenal hukum-hukum syariat, segera tanamkan sikap “perang” terhadap kecenderungan haram tersebut.

Cobalah, renungi sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Siapa saja yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum luth (homoseks), maka bunuhlah para pelakunya.” (Riwayat Ahmad dan Ashabus Sunan). Kupas tuntas masalah gay, liwath, sodomi  bisa disini

Dalam hadits lain, disebutkan,

ﻻ ينظر الله الى رجل اتى رجلا او امراة فى دبرها

Allah tidak akan melihat seorang laki-laki menggauli seorang laki-laki lain atau menggauli wanita dari duburnya.”[iii]

  • Merenungi hadits-hadits itu akan melahirkan motivasi kuat, untuk berperang melawan keterbatasan diri, agar tidak terjebak dalam dosa dan maksiat.
  • Tanamkanlah keyakinan dalam diri, akan betapa hinanya perbuatan tersebut. Sehingga kita semakin tersorong memeranginya.
  • Jagalah pergaulan dengan sesama pria yang menarik hatinya. Bergaul sewajarnya saja, bahkan bila dianggap membahayakan, usahakan menghindari banyak pertemuan dengan mereka.
  • Tanamkan motivasi dalam diri, “saya ini pria sejati”. Kuatkan tekad, “saya akan menikah, dan ‘insya Allah’ akan punya anak.”, dan tekad-tekad sejenis, yang dibalut motivasi yang baik dan sesuai anjuran syariat.
  • Banyak-banyaklah berdoa dan berdzikir. Lakukan juga doa secara khusus, memohon kepada Allah untuk memberi kesembuhan dari penyakit tersebut.
  • Cobalah meminta doa kepada orang-orang khusus, orangtua, teman dekat, dan orang-orang yang dianggap shalih, atau anak kecil. “Saya memiliki sebuah penyakit. Doakan,agar penyakit saya lekas sembuh”.
  • Jangan lupa lakukan upaya penangan medis secara fisik. Saya sarankan untuk melakukan berbagai pengobatan alternatif, seperti akupunktur, refleksiologi, avasinologi, dan sejenisnya untuk bisa sempurna menjadi pria. Yakni merangsang dihasilkannya hormon sebagai pria, dan menekan tumbuhnya hormon kewanitaan. Saya sangat menganjurkan mengonsumsi herbal. Tapi catat, yang diperlukan bukanlah obat kuat, tetapi herbal yang berfungsi membantu menghasilkan hormon pria.
  • Wallahu a’lam, saya juga menyarankan banyak melakukan olahraga khas laki-laki, terutama sekali binaraga dan bela diri. Mungkin, bela diri “thifan po khan”, saya sarankan. Karena saya mendengar, bahwa bela diri ini, dibedakan antara gerakan-gerakan dan senam khusus pria dan wanita. Setiap hal yang berkaitan dengan aktivitas pria, cenderung memaksa pertumbuhan hormon kelaki-lakian. Begitu juga sebaliknya.
  • Janganlah terpengaruh oleh propaganda Barat yang mencoba melegalkan keberadaan kaum gay dan homo, dengan tindakan dan perbuatan lacur mereka. Betul, bahwa mereka patut disayangi dan dikasihi, namun bukan berarti dibiarkan tumbuh berkembang dengan penyakit yang mereka miliki. Tapi harus didekati dan diterapi secara benar, sehingga kembali menjadi lelaki yang normal.

Ada seorang pemuda bertanya kepada Syaikh Shalih al-Munajjid –semoga Allah mengampuninya dan merahmatinya- tentang kecenderungan pemikiran sebagian orang yang berupaya menjustifikasi perilaku homoseksual dengan dalih bahwa itu adalah kecenderungan alami, bukan kejahatan.

Beliau menegaskan, [1]

Kita tidak setuju dengan pernyataan mereka bahwa kecenderungan seksual demikian adalah wajar. Justru itu adalah penyimpangan dari fitrah. Allah telah menganggap itu sebagai perbuatan nista dan melampaui batas. Allah telah memberikan siksa kepada kaum Luth yang tidak pernah diberikan kepada umat manapun. Allah telah mengabarkan bahwa siksaan saemacam itu amatlah dekat dari orang-orang yang zalim. Pernyataan mereka bahwa kecenderungan itu wajar, adalah upaya mempropagandakan kerusakan tersebut dan mencari-cari alasan untuk membenarkannya.

Banyak di antara mereka yang sengaja merubah bentuk tubuh mereka agar tampak memiliki kelainan, bagaimana mungkin itu dikatakan sebagai fitrah mereka? Allah tidak pernah menciptakan seseorang untuk disiksa. Namun Allah makhluk-Nya untuk beribadah kepada-Nya. Allah terkadang menguji hamba-Nya dengan berbagai musibah untuk menempa iman mereka dan untuk melebur dosa-dosa mereka serta mengangkat derajat mereka. Allah Ta’ala Maha Adil untuk memaksa hamba-Nya berbuat maksiat, lalu menyiksanya. Justru seorang makhluk itu melakukan perbuatan maksiatnya dengan ikhtiarnya sendiri, seperti halnya orang-orang yang memiliki kelainan seks tersebut. Dengan perbuatan itulah, mereka pantas mendapatkan siksa. Allah berfirman, “Dan tidaklah Allah melakukan kedzaliman kepada seorang pun.”

Allah tidak akan memerintahkan perbuatan nista, apakah kamu akan mengatakan kepada Allah apa-apa yang tidak kalian ketahui. “ Wallahu A’lam

Selanjutnya, tidaklah benar bahwa penyakit yang satu ini tidak bisa disembuhkan sama sekali, karena kita lebih yakin dengan sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Setiap kali Allah menurunkan penyakit, pasti Allah menurunkan obatnya.” [iv]

Sumber: Majalah Nikah, vol.8 No.4 Juli-Agustus 2009, hal 18-20 dengan adanya sedikit perubahan tanpa merubah isi.

[1] Pada catatan yang kami nukil, tidak terdapat sumber pengambilan perkataan Syaikh al-Munajjid ini. Baarakallaahu fiikum

[i] Diriwayatkan oleh al-Bukhari 1238

[ii] Dikeluarkan oleh al-Bukhari (6578)

[iii] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasai, dan Ibnu Hibban, hadits ini mauquf (hadits yang riwayatnya hanya sampai pada sahabat Radhiyallahu ‘Anhum –ed)

[iv] Dikeluarkan oleh al-Bukhari (6578)

Artikel: http://syababpetarukan.wordpress.com/ publish ulang http://abangdani.wordpress.com/2011/05/27/bagaimana-cara-mengobati-gejala-gay-pada-diri-seseorang/


Pertanyaan

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Aku adalah seorang pemuda berusia 21 tahun. Semenjak usiaku 8 tahun, aku telah diuji dengan perbuatan liwath (homoseks). Hal itu terjadi karena ayahku disibukkan dengan urusannya sehingga lalai memberikan pendidikan yang baik kepadaku.
Dan keadaanku sekarang, aku menjalani kehidupan yang penuh derita karena perbuatan liwath tersebut. Sekarang aku menyesali perbuatan itu, hingga rasa penyesalanku sampai pada tingkatan aku memikirkan untuk melakukan bunuh diri. Wal ‘iyaadzubillah.
Dan yang menambah derita dan adzab yang aku rasakan, keluargaku menghendaki aku untuk segera menikah.
Maka dari itu, aku mengharap dari anda yang mulia, agar memberikan bimbingan kepadaku supaya bisa kembali ke jalan yang benar. Dan agar anda memberikan obat menurut syar’i yang menyembuhkan/menyelamatkan aku dari masalahku ini sehingga aku bisa melepaskan diri dari kehidupan yang penuh adzab, yang selama ini aku jalani karena melakukan perbuatan liwath (homoseks).

Jawaban Syaikh bin Bazz Rahimahullah:

Wa’alaikumussalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
’Amma ba’du: Aku memohon kepada Allah, agar Allah memberikan penjagaan kepadamu dari hal – hal yang telah engkau sebutkan.
Tidak diragukan lagi, bahwa apa yang telah engkau sebutkan, berupa perbuatan liwath (homoseks) yang engkau lakukan, itu merupakan dosa yang besar. Akan tetapi, obat /solusi untuk bisa lepas dari perbuatan homoseks tersebut adalah hal yang mudah. Alhamdulillah.
Obat itu adalah bersegeralah engkau untuk melakukan taubat nashuha (taubat yang sebenar-benarnya). Taubat nasuha yaitu dengan menyesali perbuatan dosa dan maksiat yang telah dilakukan pada waktu yang lampau dan besegera meninggalkan perbuatan dosa tersebut. Taubat nasuha juga harus dengan tekad yang benar untuk tidak kembali melakukan perbuatan dosa tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan bersahabat/bergaul dengan orang-orang yang shalih, meninggalkan dan menjauh dari perkara-perkara yang bisa menjadi jalan untuk melakukan dosa itu kembali, dan bersegeralah engkau untuk menikah.
Dan aku berikan kabar gembira dengan kebaikan, keberuntungan dan kesudahan yang terpuji jika engkau benar dalam taubat yang engkau lakukan. Hal ini sebagaimana firman Allah ta’ala,

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)

Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian mendapatkan keberuntungan”. (An Nuur: 31)

Dan firman Allah ‘azza wa jalla dalam surat At Tahrim,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang sebenar- benarnya”. (At Tahrim: 8)
Dan sabda Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ;
Taubat (taubat nasuha) menggugurkan dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya”.
Dan sabda beliau shallallahu’alaihi wasallam ;
Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa “.
Dan semoga Allah memberikan taufiq kepada engkau, memperbaiki hati dan amalanmu, serta semoga Allah mengaruniakan kepada engkau taubat nasuha dan teman-teman yang shalih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

[Diterjemahkan oleh Al Akh Abu Sulaiman dari ‘Fataawa wa Maqaalaat bin Baaz ’, Muraja’ah Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid -Buletin Dakwah Al-Atsary, Semarang Edisi 11/Th.I/1427H. http://darussalaf.org/stories.php?id=271]

Beberapa Pelajaran dan Solusi dari Permasalahan ini
  1. Ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang bisa menjadi gay, namun umumnya karena masalah pendidikan dari orangtua dan sekolah serta pergaulan dan lingkungan. Sebenarnya cara untuk sembuh dari penyakit ini sederhana saja, namun perlu keistiqomahan dan kesabaran serta kerja keras.
  2. Ketahuilah, Allah Ta’ala telah menciptakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa bersama isteri tercinta. Adapun kecintaan terhadap sesama jenis hanyalah mengikuti hawa nafsu yang terkutuk..dan kebahagiaan yang didapatkan adalah “semu” serta berkubang diatas kotoran dan dosa-dosa terlaknat sebagaimana dialami kaum Nabi Luth ‘alaihissalam.
  3. Tidaklah bijak jika kita mengambil sikap untuk mengikuti keinginan naluriah (baca: hawa nafsu) saja tanpa melihat bagaimana tuntunan agama (syari’at) menyikapi hal tersebut. Sebagai orang beriman sudah selayaknya kita tunduk dan patuh terhadap aturan tersebut.
  4. Mungkin akan terasa berat pada awalnya, tapi yakinlah tidaklah Allah Ta’ala menurunkan suatu aturan, perintah dan larangan dalam agama ini melainkan ada hikmah terbaik untuk hambanya. Tidak mungkin diturunkan suatu syariat yang manusia ini tidak akan sanggup untuk melakukannya, dengan bahasa lain : agama ini mudah, tapi jangan bermudah-mudah dengan agama ini..
  5. Syetan dan bala tentaranya akan selalu mengajak manusia untuk mengikuti hawa nafsu, sehingga dibutuhkan “proses panjang” dan teruslah berusaha dan Berdo’a.. untuk sembuh, pasti Allah Ta’ala akan memberikan jalan keluar. 
  6. Datangilah majelis ilmu agama dan pelajarilah agama dari sumber yang terpercaya untuk membentengi hati kita dari godaan tersebut.
  7. Allah Ta’ala Maha Pengampun atas segala kesalahan dan ketergelinciran hamba-Nya wahai Saudaraku, pintu taubat akan senantiasa terbuka sebelum mencapai sakaratul maut. Bertubatlah... !! semoga Allah Ta’ala memberikan segala kemudahan untukmu agar bisa terlepas dari belenggu dan bisikan Syaitan laknatullah..
  8. Jauhi lingkungan, teman dan klub para homoseks dan tinggalkanlah komunitas mereka, bergabunglah dengan orang-orang sholeh. Bersabarlah atas cacian, cemoohan dan gunjingan orang-orang awam.
  9. Perbanyak do’a dan infaq sedekah, niscaya akan diberikan jalan dan kemudahan.
  10. Yang perlu dipahami sangatlah mudah bagi Allah Ta’ala untuk mengembalikan seseorang kembali kepada jalan-Nya yang lurus.
  11. Tinggalkan media, internet dan buku-buku tentang gay. Buang semua buku-buku, foto atau gambar atau aksesoris yang akan menggiring atau mengingatkan pada perbuatan homo.
  12. Hukuman, hinaan, peringatan, dll adalah bentuk kasih sayang kita terhadap mereka kaum Gay sekaligus “pencegahan” bagi yang belum kena agar terhindar dari penyakit tersebut. Kita sangat mengaharapkan mereka sadar dan bertaubat, sehingga siksaanya cukuplah di dunia dan mudah-mudahan mereka bisa terbebas dari adzab neraka yang sangat pedih..di akherat nanti, Wallaahu ‘alam.
  13. Menikahlah jika sudah mampu karena itu solusi terbaik untuk melepaskan diri dari penyakit gay yang terkutuk.
  14. Yakini bahwa perbuatan gay dan homoseks adalah dosa besar yang terkutuk dan akan mendapatkan adzab yang pedih, seperti yang bisa dibaca pada artikel sebelumnya. yassarullah

[sumber: http://kaahil.wordpress.com/2008/11/10/aku-seorang-gay-yang-ingin-bertaubat/ dan Saya merangkum komentar-komentar yang masuk menjadi solusi dari permasalahan]

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh,
    Akhi, saya sangat senang sekali menemukan blog ini, sangat informatif dan sangat banyak kajian dari pada ustadz kita yangn diposting disini.
    kalau boleh ana menyampaikan sesuatu tentang pemilihan gambar, pilihlah gambar yang tidak bisa orang berimajinasi yang bukan-bukan. contohnya gambar pada artikel guy ini.terus terang ana risih melihatnya. Terimakasih
    Jazakallahu khairan katsiro.

    BalasHapus
  2. @kuantanriverbank
    wa'alaikumussalaam warahmatullaahi wa barakaatuh Bapak, terima kasih atas masukannya, tergantung imajinasinya pak, klu dilihat sepintas akan terlihat seperti persahabatan yang akrab tapi kalau imajinasinya kearah yang lain...? jangan dech...

    BalasHapus